UMA BABÃoeAND
MARK L FAILLA 2
Vitamin and
Mineral Nutrition Laboratory, Beltsville Human Nutrition Research Center,
Agricultural
Research
Service, U.S. Department of Agriculture, Beltsville, MD20705 and Nutritional
Sciences Program,
university of Maryland,
College Park, MD20742
Untuk mengetahui pengaruh defisiensi tembaga diet pada fungsi makrofag peritoneal, disapih laki Lewis tikus diet pasangan-makan yang mengandung baik memadai (7 mg / kg diet; + Cu) atau kekurangan (0,7 mg / kg diet;-Cu) tingkat tembaga untuk 5wk. Kadar tembaga seluler dan aktivitas Cu, Zn Superoxide dismutase secara signifikan lebih rendah di kedua penduduk dan thioglycollate-licited makrofag tikus dari-Cu dibandingkan sel-sel dari Cu + kontrol. Mengurangi Status Cu seluler dikaitkan dengan gangguan pernapasan meledak sebagaimana dinilai oleh zymosan diinduksi aktivitas chemiluminescent dan superoksida ania ³ n (O2) generasi. Kegiatan Candidacidal makrofag dari tikus-Cu juga berkurang dan sangat berkorelasi dengan aktivitas chemiluminescent dan OA ¿generasi. Incontrast, fagositosis eritrosit opsonized oleh makrofag peritoneal tikus dari-Cu adalah normal. Menimbulkan makrofag peritoneal dari tikus kekurangan sedikit Cu juga membunuh sel ragi signifikan lebih sedikit daripada makrofag dari + Cu tikus. Hasil ini menunjukkan bahwa fungsi makrofag terganggu oleh kekurangan Cu diet dan aktivitas Candidacidal sel-sel ini dapat memberikan indikator yang sensitif status Cu. J. Nutr. 120:1692-1699, 1990.
(Penterjemah: Chairun Nisa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar