Loading

Senin, 10 Juni 2013

Non-Nutritive Sweeteners and their Role in the Gastrointestinal Tract

National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, Bethesda, Maryland 20892-1645

Abstrak
Konteks: pemanis non-nutrisi dapat mengikat reseptor manis-rasa yang hadir tidak hanya dalam rongga mulut, tetapi juga pada enteroendokrin dan sel islet pankreas. Dengan demikian, pemanis ini mungkin memiliki aktivitas biologis dengan memunculkan atau sekresi hormon menghambat. Karena konsumsi pemanis non-nutritif adalah umum di Amerika Serikat, memahami efek fisiologis dari zat ini adalah kepentingan dan kepentingan.
Bukti Akuisisi: A PubMed (1960-2012) pencarian dilakukan untuk mengidentifikasi artikel yang menguji efek pemanis non-nutritif pada fisiologi pencernaan dan sekresi hormon.
Bukti Sintesis: Mayoritas penelitian in vitro menunjukkan bahwa pemanis non-nutrisi dapat menimbulkan sekresi hormon usus seperti glukagon-like peptide 1 dan glukosa-bergantung insulinotropic peptida dalam enteroendokrin atau sel islet. Pada tikus, pemanis non-nutritif meningkatkan tingkat penyerapan glukosa usus, tetapi tidak mengubah sekresi hormon usus dalam ketiadaan glukosa. Kebanyakan penelitian pada manusia belum terdeteksi efek pemanis non-nutritif pada hormon usus atau penyerapan glukosa. Dari delapan penelitian manusia, satu menunjukkan peningkatan glukosa merangsang glukagon-like peptide 1 sekresi setelah konsumsi diet soda, dan satu menunjukkan penurunan sekresi glukagon setelah stevia konsumsi.
Kesimpulan: Pada manusia, beberapa studi telah meneliti efek hormonal dari pemanis non-nutrisi, dan hasil yang tidak konsisten telah dilaporkan, dengan mayoritas tidak rekapitulasi data in vitro. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah pemanis non-nutritif memiliki aktivitas biologis fisiologis yang signifikan pada manusia.

(Penterjemah: Chairun Nisa) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar